Kamis, 23 Agustus 2018

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan. 
Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka diperusahaan tersebut. 
Kondisi fisiologis-fiskal meliputih penyajit penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukemia, emphysema,serta arthritis. Kondisi- kondisi lain yang diketahui sebagai akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputih penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat dan bronghitis kronis. 
Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidak puasan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh.
A.           Tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja 
1.             Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2.             Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3.             Mencegah/ mengurangi kematian.
4.             Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5.             Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6.             Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
7.             Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
8.             Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9.             Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
B.            Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 
Baik aspek fisik maupun sosio-fisikologis lingkungan pekerjaan membawa dampak kepada keselamatan dan kjesehatan kerja. Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak besar bagi keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para pekerja setelah jam kerjamenerimah petunjuk mengenai metode-metode manajemen stress. Petunjuk-petunjuk ini meliputih meditasi, latihan pernapasan, dan satu teknik yang disebut dotstopin. Teknik yang sejenis dengan biofekback ini mengajarkan para pekerja untuk mengendalikan stress mereka dengan mengenang suatu saat yang indah dan memusatkan diri pada perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi yang mereka alamih pada waktu itu. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu strategi untuk mengurangi stress fisikologis yang berhubungan dengan pekerjaan. 
C.            Kecelakan - kecelakan kerja 
Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu cenderung mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang tinggi daripada lainya. Beberapa krateristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut. kualitas organisasi. Tingkat kecelakaan berbeda secara substansi meburut jenis industry. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan industry konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan industry jasa, keuangan, asuransi, dan real estat. Perusahaan-perusahaan kecil dan besar (yaitu perusahaan yang mempunyai kurangdari seratus pekerja dan perusahaan yang mempunyai lebih dari seribu pekerja) mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada perusahaan-perusahaan menengah.
pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli enunjuk pekerja sebagi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan semata-mata bernasib sial. Sampai seberapa jauh seorang pekerja menjadi penyebab kecelakaan dapat menjadi petunjuk kecenderungansi pekerja untuk mengalami kecelakaan? Tidak ada suatu karakteristik pribadi khusus pekerja yang selalu cenderung mendapat kecelakan. Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu tampaknya membuat sebagian pekerja lebih mudah mengalami kecelakaan disbanding yang lain. Contohnya, para pekerja yang emosinya ‘tinggi’ mempunyai angka kecelakaan yang lebih kecil daripada pekerja yang emosinya “rendah”, dan para pekerja yang mengalami kecelakaan lebih kecil adalah orang-orang yang lebih optimis dapat dipercaya dan peduli terhadap orang lain dibandingkan dengan para pekerja yang lebih sering mengalami kecelakaan. Para pekerja yang mengalami stress berat lebih mungkin mengalami kecelakaan dibandingkan dengan mereka yang mengalami stress ringan. Para pekerja yang sudah berumur lebih sedikit mengalami kecelakaan dibandingkan mereka yang berusia mudah. Dan orang-orang yang lebih cepat mengenali pola-pola visual daripada membuat manipulasi muscular lebih sedikit mengalami kecelakaan dibandingkan orang-orang dengan karasteristik sebaliknya. Banyak kondisi fisikologis dapat berkaitan dengan kecenderungan mengalami kecelaka –misalnya kebencian dan ketidakmatangan emosional-barang kali merupakan kondisi yang tidak permanen. Karenanya,kondisi-kondisi ini sulit dideteksi sampai suatu ketika terjadi satu kecelakaan pekerja berperangai sadis. Kekerasan ditempat pekerjaan meningkat dengan pesat, dan perusahaan dianggap bertanggung-jawab terhadap hal itu. Pembunuhan adalah penyebab kematian terbesar di tempat pekerjaan saat ini.
D.           Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan 
Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang sama beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut. Beberapa badan federal secara sistematis telah mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi penyebab penyakit-penyakit berbahaya berasal dari ansenik, asbes, bensin, biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah, radiasi dan vinin florida. Para pekerja yang besar kemungkinannya terkena bahaya-bahaya itu meliputih pekerja-pekerja dipabrik kimia dan penyulingan minyak, penambang, pekerja pabrik testil dan pabrik baja, pekerja di peleburan timah, teknisi medis, tukang cat, pembuatan sepatu, dan pekerja industry plastic.riset lebih lanjut tentunya akan dapat mengungkapkan bahaya-bahaya lain yang ingin didiagnosis dan diatasi oleh perusahaan untuk kesejahteraan tenaga kerja mereka dimasa depan. 
Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam jangka panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak, dan ginjal ; penyakit paru-paru putih, coklat,dan hitam ; leukemia; bronchitis; emphysema; lymphoma; anemia plastic, kerusakan sistim saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi (misalnya kemandulan, kerusakan genetic, keguguran, dan cacat pada waktu lahir.
Kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko. Penambang, pekerja transportasi dan konstruksi, serta pekerja kerah biru dan pekerja tingkat rendah pada industry manufaktur menderita sebagian besar penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakaan-kecelakaan kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang paling tidak aman adalah pertambangan, pertanian, dan konstruksi. disamping itu, sejumlah pekerja industry petro kimia dan pengilangan minyak,pekerja pencelupan, pengguna bahan celup, pekerja pabrik tekstil, pabrik industry plastic, pengecat dan pekerja pabrik kimia adalah yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan yang paling berbahaya. Penyakit-penyakit kulit adalah penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang paling umum dilaporkan, dimana para pekerja pabrik kulit sebagai kelompok pekerja yang paling banyak terkena.
E.            Kehidupan kerja berkualitas rendah 
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi freferensi-freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung jawab, keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan kepastian. 
F.            Stres pekerjaan
 Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab untama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Gaji adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih menimbulkan stress dan rendahnya keselamatan kerja-paling tidak, dengan pekerjaan dimana tigkat keselamatan kerja rendah, mereka mengetahui risikonya, sementara dengan pekerja yang tidak aman mere akan terus berada dalam keadaan tidak pasti. 
Perubahan organisasi. Perubahan-perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya melibatkan sesuatu yang penting dan disertai dengan ketidakpastian. Banyak perubahan dibuat tanpa pemberitahuan-pemberitahuan resmi. Walaupun kabar-kabar burung seriung beredar bahwa aka nada perubahan, bentuk perubahan yang pasti hanya sebatas spekulasi. Orang-orang was-was apakah perubahan tersebut akan mempunya dampak kepada mereka, barangkali dengan mengganti mereka. Atau menyebabkan mereka di pindahkan. Akibtnya, banyak pekerja menderita gejal-gejala stress.
Tingkat kecepatan kerja. Tingkat kecepatan kerja dapat dkendalikan oleh mesin atau manusia. Kecepatan kerja yang diitentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepata yang ditentukan oleh manusia tersebut memberikan Kendali kepada manusia. Akibat dari kecepatan yang ditentukan olehn mesin adalah amat besar, pekerja tidak dapat memuaskan kebutuhan yang penting untuk mengendalikan situasi.
Lingkungan fisik. Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan produktivitas, hal itu mempunya kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan stres. Satu aspek otomatisasi kantor mempunyai karakteristik berkaitan dengan stress adalah video, display, temina (VDT) aspek-aspek lingkungan kerja yang berkaitan dengan stress adalah tempat kerja yang sesat, kurangnya kebebasan pribadi dan kurangnya pengawasan.
Pekerja yang rentan stress. Manusia memang berbeda dalam memberikan respon terhadap penyebab stress. Perbedaaan klasik adalah yang disebut sebagaia tipe A dan prilaku tipe B. orang-orang dengan prilaku tipe A suka melakukan hal-hal menurut cara mereka sendiri, dan mau mengeluarkan banyak tenaga untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang sangat sulitpun dikerjakan dengan cara yang mereka sukai. Tetapi, orang-orang tipe A adalah ‘pengerak dan pendobrak’. Mereka menikmati menjadi pemimpin di lingkungan mereka, dan mengubah prilaku orang lain. Orang –orang dengan prilaku tipe B umumnya lebih toleran. Mereka tidak mudah frustasi atau marah, dan mereka juga tidak menghabiskan banyak energy dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang mereka tidak sesuai. Orang-orang tipe B biasanya merupakan supervisor yang hebat. Mereka mungkin akan memberikan kebebasan yang besar kepada bawahannya tetapi juga mungkn tidak akan memberikan dukungan keatas yang diperlukan untuk kepemimpinan yang efektif. 
G.           Kelelahan kerja (job burnout) 
Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejinis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti karyawan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini meliputih reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai akibat pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan. 
Konsekuensi kelelahan kerja. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk daripda pekerja yang masih ‘penuh semangat’. Konsekuensi kelelahan kerja yang tidak menguntungkan lainnya adalah memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerjanya yang lain. Selain membawa kepada prilaku yang mempunyai dampak negative terhadap kwalitas kehidupan kerja seseorang, kelelahan kerja juga dapat mendorong terciptanya tingkah laku yang menyebabkan menurunnya kwalitas hidup rumah tangga seseorang.akhirnya. kelelahan kerja akan menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah kesehatan
H.           Strategi meningkatkan kualitas kerja 
Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut diberlakukan.
Memantau tingkat keselamatan dan kesehatan kerja.
Mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-insiden kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit tersebut. tingkat insiden indeks keamanan indutsri yang paling eksplisit adalah tingkat insiden yang mengambarkan jumlah kecelakan dan penyakit dalam satu tahun.tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta jam kerja, bukan dalam setahun seperti dalam tingkat insiden. tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan mengambarkan jam kerja yang hilang karena kecelakaan atau penyakit. 
Mengendalikan kecelakaan.
Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja barang kali adalah dengan merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehinga kecelakaan tidak akan terjadi. Diantara bentuk-bentuk keselamatan kerja yang dapat dirancang didalam lingkungan fisik perusahaan adalah menempatkan penjaga dekat mesin-,mesin, pegangan pada tangga, kaca mata dan helm pelindung, lampu peringatan, mekanisme perbaikan diri dan penghentian pekerjaan secara otomatis. Sampai seberapa jauh usaha-usaha tersebut dapat mengurangi kecelakaan tergantung pada penerimaan dan penerimaan oleh pekerja. Sebagai contoh, kemungkinan cedera mata dapat dikurangi dengan tersedianya kacamata pelindung hanya bila para pekerja memakai kacamata tersebut dengan benar. 
Ergonomis.
Cara lain untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan itu sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan, melalui ergonomis. Ergonomis mempertimbangkan perubahan-perubahan pada lingkungan pekerjaan sehubungan dengan kemampuan-kemampuan fisik dan fisiologis serta keterbatasan-keterbatasan pekerja. 
Divisi keselamatan kerja.
Strategi lain dalam rangka mencegah kecelakaan adalah pemamfaatan divisi-divisi keselamatan kerja. Departemen SDM dapat berfungsi sebagai coordinator panitia yang terdiri dari beberapa orang wakil pekerja. Bil ada serikat buruh di perusahaan, divisi ini juga harus mempunyai anggota yang mewakili serikat buruh. Sering beberapa perusahaan memiliki beberapa anggota divisi keselamatan kerja pada tingkat departemen untuk implementasi dan administrasi, dan divisi yang lebih besar pada tingkat perusahaan untuk merumuskan kebijakan.
pengubahan tingkah laku.
Mendorong dilaksanakannya kebiasaan kerja yang dapat mengurangi kenungkinan kecelakaan juga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil. Untuk mengubah prilaku pekerja dapat dipakai imbalan yang bukan berbentuk uang, seperti umpan baik yang positif, berbentuk aktivitas (seperti libur kerja), imbalan materi (perusahaan membelikan kue donat selama waktu istirahat), sampai pada yang berbentuk uang (seperti, bonus pekerja mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan tingkat keselamatan kerja yang diiniginkan). 
Mengurangi timbunya penyakit.
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih memakan biaya dan berbahaya bagi perusahaan dan para pekerja dibandingkan dengan kecelakaan kerja.karena hubungan sebab akibat antara lingkungan fisik dengan penyakit-penyakit tersebut sering kabur, umumnya perusahaan sulit mengembangkan strategi untuk mengurangi timbulnya penyakit-penyakit. penyimpanan catatan. Mewajibkan perusahaan untuk setidak-tidaknya melakukan pemeriksaan terhadap kadar bahan kimia yanh terdapat dalam lingkungan pekerjaan dan menyimpan catatan mengenai informasi yang terinci tersebut. Catatan ini juga harus mencantumkan informasi mengenai penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dan jarak yang aman dan pengaruh berbahaya bahan-bahan tersebut. Informasi ini harus disimpan selama masa inkubasi penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkannya bahkan mungkin ada yang sampai selama 40 tahun. Jika perusahaan tersebut dijual, pemilik yang baru harus mengambil alih tanggung jawab penyimpanan catatan tersebut dan harus melanjutkan pengumpulan data yang dibutuhkan. memantau kontak langsung. pendekatan yang pertama dalam mengendalikan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan adalah membebaskan tempat pekerjaan dari bahan-bahan kimia atau racun; suatu pendekatan alternatifnya adalah dengan memantau dan membatasi kontak langsung terhadap zat-zat yang berbahaya. penyaringan genetic. Penyeringan genetic adalah pendekatan untuk mengandalikan pengakit-penyakit yang paling ekstrem, sehingga controversial. Susunan genetic individu dapat membuat seseorang lebih atau tidak begitu mudah terserang penyakit tertentu. Dengan menggunakan uji genetic untuk menyering individu-individu yang rentang terhadap penyakit-penyakit tertentu, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan untuk menghadapi klaim kompensasi dan masalh-masalah yang terkait dengan hal itu. Penentang penyeringan genetic berpendapat bahwa prosedur tersebut mengukur predisposisi seseorang terhadap penyakit, bukan kehadiran tersebutyang sebenarnya,dan oleh karenanya melanggar hak-hak individu. 
I.              mengendalikan stress dan kelelahan kerja 
Semakin banyak perusahaan memberikan program pelatihan yang dirancang untuk membantu para pekerja mengatasi stres yang diakibatkan oleh pekerjaan. Contohnya J.P. Morgan memberikan program manajemen stress sebagai bagian dari kurikulum pengembangan pengawasan manajemen yang lebih luas program ini disediankan untuk staf pengawasan, staf profesional, dan pegawai, dengan tujuan memperkenalkan bahan-bahan, keahlian informasi, dan definisi peran pengawasan dan manajemen. Titik beratnya adalah pada penyediaan informasi yang konkret untuk mengurangi ambiguitas yang berkaitan dengan pergantian peran pekerjaan yangber langsung dengan cepat.
Peningkatan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pentingnya kemampuan mengendalika atau setidaknya memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang sangat disadari. Mempunya kesempatan bagi karyawan untuk menentukan sendiri ditambah dengan kebebasan dan kemampuan untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di sekitarnya dapat memnjadi suber motivasi intrinsic (dari dalam diri) dan penghargaan yang sangat berarti. Jika kesempatan untuk mengendalikan tidak dipunyai seorang karyawan dan karyawan merasa terjebak dalam suatu lingkungan yang tidak dapat dikendalikan maupun dieamlkan, kondisi psikologis mauapun fisik karyawan kemungkinana besar akan terganggu. strategi- strategi manajemen stress pribasi. Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang efektif dalam mengetasi stres pekerjaan. Strategi ini sebagian besar di dasarkana atas indentifikasi atas awal tujuan-tujuan pribadi pekerjaan. Strategi-strategi lain yang menjadi bagian manajemen stress perorangan meliputi pola makan yang sehat, olahraga yang teratu, pemantauan kesehatan fisik, dan membentuk kelompok pendukung sosial. Banyak perusahaan besar mendorong pekerja-pekerjanya untuk mendaftarkan diri dalam program latihan olahraga yang tertur dimana kebugaran dan kesehatan mereka dipantau secara seksama.  
J.              Mengembangkan kebijakan-kebijakan kesehatan kerja 
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya tanggung jawab, semakin banyak perusahaan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kebijakan yang menangkut bahaya-bahaya. Pertanyaan-pertanyaan ini berkembang dari satu kepedulia bahwa perusahaan-perusahaan harus pro aktif mengenai masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja. 
Menciptakan program-program kebugaran.
Perusahaan-perusahaan semakin memusatkan perhatian kepada usaha-usaha menjaga agar para kerja tetap sehat dari pada menolong mereka sembuh dari sakitnya. Mereka membuka makin banyak program-program kebugaran dan kelihatannya program-program tersebut memberikan hasil yang mengembirakan. 
Penanganan Kecelakaan Kerja
Sebelum masuk kepada pembahasan penanganan kecelakaan kerja berikut adalah pengertian kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja yaitu peristiwa yg tidak terduga dan tak diinginkan. Selalu menggunakan seragam lengkap sebelum memasuki ruangan. minimal menggunakan sepatu safety, jas, masker dan sarung tangan. Umumnya kecelakaan mengakibatkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling enteng hingga pada yang paling berat.
Berikut beberapa contoh kecelakaan kerja dan penangannya
1.             MEMAR
Memar adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan darah kedalam jaringan.
Gejala :
1.       Terasa sakit.
2.       Kulit memerah.
3.      Selanjutnya berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian tersebut.
Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan sendirinya.
Penanganan :
Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan.
Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.
Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
2.             LUKA BAKAR
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit, mencegah terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami oleh korban.
Pertolongan luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana luka serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah menjaga jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.
LUKA BAKAR TINGKAT I
Luka bakar tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya dibagian luar lapisan kulit. Sebagai contoh kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek yang panas seperti air panas atau uap panas. Untuk luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai dengan melepuh pada kulit.
Gejala :
1.       Kemerahan pada bagian yang terbakar.
2.       Bengkak ringan.
3.      Nyeri.
4.      Kulit tidak terkoyak karena melepuh.
Penanganan :
Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin (saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.
2.       Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3.      Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4.      Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
LUKA BAKAR TINGKAT II
Luka bakar yang menyebabkan kerusakan pada lapisan dibawah kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat II. Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan sinar matahari yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin atau substansi lain.
Gejala :
1.       Kemerahan atau bintik-bintik/bergaris.
2.       Melepuh.
3.      Bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari.
4.      Kulit terlihat lembab/becek.
Penanganan :
Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.
2.       Keringkan luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3.      Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4.      Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.
Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau kesulitan dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
LUKA BAKAR TINGKAT III
Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat tersengat listrik adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.
Gejala :
1.       Daerah luka tampak berwarna putih.
2.       Kulit hancur.
3.      Sedikit nyeri karena ujung syaraf telah rusak.
PERINGATAN
1.       Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2.       Jangan memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.
3.      Jangan mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.
Penanganan :
Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut , bed cover, karpet, jaket atau bahan lain.
Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah, leher dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa kebakaran . lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.
Tempelkan kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka dibagian wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah luka.
Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih, atau bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas/kapuk.
Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun lukanya tidak terlalu besar.
Perawatan lanjutan :
Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila memungkinkan.
2.       Jangan membiarkan korban berjalan sendiri.
Apabila bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri bantal dibagian kepalanya, kemudian periksa apakah ia punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.
4.      Tindakan untuk korban Syok :
a.      Biarkan korban berbaring walaupun bagian yang terbakar adalah muka atau leher.
b.      Naikan kaki korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban tidak sadarkan diri atau terluka pada bagian leher, kepala, dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan luka dibawah muka (rahang) harus ditidurkan dalam posisi miring untuk mencegah korban tersedak jika sewaktu-waktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan dalam bernafas, tengadahkan kepalanya untuk membantu melancarkan jalan nafas.
c.       Bila rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.
d.      Selimuti korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu panas, bila mungkin taruhlah selimut dibawahnya.
e.      Bila pertolongan medis belum datang setelah 2 jam kemudian, berikan minuman atau cairan dengan sedikit garam.
f.         Jangan memberi minum korban jika ia pingsan
g.       Usahakan korban setenang mungkin untuk menghindari syok.
LUKA BAKAR KARENA BAHAN KIMIA
Penanganan :
Cuci area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir paling tidak selama 5 menit. Kecepatan dan banyaknya air yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah perluasan luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur lainnya.(jangan terlalu deras tekanan airnya)
2.       Bersihkan pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri air.
Lihat label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada petunjuk yang tertera untuk penanggulangan luka bakar akibat bahan kimia tersebut.
4.      Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain bersih.
Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti septik, atau ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik untuk mengurangi rasa sakit.
3.             TERSENGAT LISTRIK
 Apabila anda adalah orang pertama kali melihat korban, penting bagi anda untuk bersikap waspada dan tenang. Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala karena anda beresiko tersengat juga.
Penanganan :
1.       Jika mungkin matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.
Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering seperti koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.
Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan papan yang disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan yang basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari sengatan.  
1.       Pastikan korban tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari muntahan atau cairan.
2.       Tengadahkan kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3.      Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4.      Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban, kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
5.      Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6.      Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas sendiri.
4.             LUKA PADA MATA
LUKA KARENA BAHAN KIMIA
Peringatan
Luka bakar pada mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah hal yang sangat serius dan dapat menyebabkan kebutaan bila penanganan tidak segera dilakukan. Kecepatan membersihkan bahan kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata akibat terkena bahan kimia terjadi 1 – 5 menit setelah kejadian.
Penanganan :
Sebelum dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan menyiram air dingin atau air yang mengalir selama 10 menit untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada mata. Gunakan susu bila tidak tersedia air. Letakkan kepala korban di bawah air kran, kucuran kran usahakan sampai menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi tidak sampai memengaruhi mata.
Metode lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah yang berisi air, mata dikedip-kedipkan supaya terbebas dari bahan kimia.
Setelah tahap pembersihan denmgan air selesai, tutupi mata menggunakan perban atau kain bersih.
4.      Jangan biarkan korban menggosok mata.
5.      Bawa korban ke unit gawat darurat dengan segera.
LUKA TERKENA BENDA TUMPUL
Luka pada mata yang disebabkan karena hantaman benda tumpul dapat terjadi dapat sewaktu-waktu. Misalnya saja terkena tendangan bola atau terkena tinju pada saat berolahraga. Kondisi seperti ini membutuhkan pertolongan medis walaupun kelihatannyatidak begitu membahayakan tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan dalam pada mata.
Penanganan :
1.       Kompres dengan air dingin atau es pada mata yang terluka.
2.       Sarankan korban untuk tiduran dengan mata tertutup.
3.      Bawa ke dokter.
BENDA ASING MASUK KE MATA
PERHATIAN
        Jangan sekali kali mengeluarkan benda tumpul yang menancap pada mata, perhatikan segera dibawah ini. Benda –benda asing seperti bulu mata, debu, arang atau kotoran yang menempel pada bola mata dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.
Gejala :
1.       Sakit
2.       Rasa terbakar
3.      Air mata keluar
4.      Mata memerah
5.      Sensitif terhadap cahaya
Bila benda asing tadi masih menancap pada bola mata
Penganan :
Jangan biarkan korban menggosok mata
Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong korban.
Bila benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan berusaha mengeluarkannya.
Pelan-pelan tutup kedua mata untuk mencegah bola mata bergerak yaitu dengan menutupnya memakai kasa / perban steril atau kain basah.
Bawa ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis mata atau rumah sakit bagian gawat darurat.
Bila benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam kelopak mata.
Penanganan :
Jangan biarkan korban  menggosok mata.
Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.
Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan beberapa saat sampai keluar air mata.
Bila partikel benda tersebut tidak  dapat dikeluarkan, gunakan semprotan air yang sebelumnya diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda asing.
Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila benda asing tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih, sapu tangan atau tisu.
Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban ke dokter atau paramedis dengan segera.
5.             LUKA
LUKA TERBUKA
Luka terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk korban luka terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :
Menghentikan pendarahan.
Mencegah kontaminasi dan infeksi.
Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.
Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA PADA DADA
Luka pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ paru-paru. Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paru-paru saat bernapas. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan tindakan gawat darurat.
Penanganan :
1.       Pastikan korban diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari muntahan atau cairan.
2.       Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi dan jari tangan yang lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3.      Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4.      Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban, kemudian dekatkan telinga anda ke hidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
5.      Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6.      Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri.
LUKA TERSAYAT
Bila perdarahan tidak parah
Penaganan :
1.       Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2.       bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan langsung pada daerah luka menggunakan oerban steril atau kain bersih.
3.      Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air dan sabun untuk membersihkan kotoran yang menempel.
4.      Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot dalam karena dapat menyebabkan perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang melakukannya.
5.      Bilas luka dengan air mengalir.
6.      Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih.
7.      Jangan mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum berkonsultasi dengan dokter.
8.      Tutupi luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ), gunakan pembalut bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.
9.      Hubungi pertolongan medis bila terjadi :
-          Luka semakin parah
-          Perdarahan tidak berhenti
-          Luka disebabkan oleh objek benda kotor
-          Ada kotoran yang masu k ke dalam luka
-          Ada tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan, bernanah, dan daerah sekitar luka terlihat merah
-          Korban tidak mendapatkan suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir
10.   Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
LUKA TERTUSUK
Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda tajam. Luka biasanya kecil dan dalam dengan sedikit perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi karena kuman yang ada sulit dibersihkan.
Penanganan :
1.       Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2.       Periksa kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam jaringan kulit.
3.      Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat menyebabkan perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4.      Luka tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan kulit dapat dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan merebusnya atau dipanaskan di atas api selama beberapa menit.
5.      Untuk menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet secara perlahan pinggir luka sampai darah keluar.
6.      Bila luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.
7.      Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih.
8.      Lakukan pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.
9.      Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
LUKA GORESAN ATAU TERGARUK
Luka goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila permukaan kulit bagian luar terbuka dan mengalami kerusakan.
Penanganan :
1.       Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2.       Cuci bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka, gosok secara perlahan.
3.      Jangan mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.
4.      Luka goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan kain bersih.
5.      Periksa kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, dan bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
6.      Hubungi petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi lebar dan dalam. Ada kemungkinan perlu mendapat suntikan tetanus.
LUKA TERTUTUP
Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar  permukaan kulit dan tidak terlihat adanya goresan pada kulit.
Gejala :
1.       Terasa sakit pada bagian yang terluka.
2.       Korban muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.
3.      Batuk-batuk disertai darah keluar berwarna merah terang.
4.      Tinja berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah terang.
5.      Pada urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.
6.      kulit terlihat pucat.
7.      Kulit tubuh lembap dan terasa dingin.
8.      Denyut nadi cepat tetapi susah diraba.
9.      Napas cepat.
10.   Pusing.
11.    Bengkak.
12.    Tidak dapat beristirahat.
13.   Merasa haus.
Penanganan :
1.       Buka jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.
2.       Hubungi segera petugas medis.
Perawatan Lanjutan :
1.       Usahakan korban dalam posisi tidur dan tenang.
2.       Bila korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah tersedak.
3.       Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal dibawah bahu.
4.      Perioksa bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.
5.      Usahakan korban sehangat mungkin.
6.      Jangan memberi sesuatu pada korban seperti makan atau minum.
7.      Pastikan korban untu bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran pada pertolongan.
8.      Bila korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang sudah berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.
Alat Pelindung Diri (APD) yaitu satu alat yang memiliki kekuatan membuat perlindungan seorang yang manfaatnya mengisolasi beberapa atau semua badan dari potensi bahaya ditempat kerja.
Tersebut akan kami jabarkan beberapa jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang umumnya dipakai didunia proyek bersama manfaatnya.
1. Safety Helmet
Safety helmet berperan sebagai pelindung kepala dari benda yang dapat tentang kepala dengan cara segera.
2. Safety Belt
Safety belt berperan sebagai pelindung diri saat pekerja bekerja/ada diatas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berperan untuk menghindar kecelakaan fatal yang menerpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dsb.
4. Sepatu Karet
Sepatu safety karet (sepatu boot) yaitu sepatu yang di desain spesial untuk pekerja yang ada di ruang basah (becek atau berlumpur). Umumnya sepatu karet di lapisi dengan metal membuat perlindungan kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dll.
5. Sarung Tangan
Berperan sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja ditempat atau kondisi yang bisa menyebabkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di cocokkan dengan manfaat semasing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berperan sebagai penyaring hawa yang dihirup saat bekerja ditempat dengan kwalitas hawa jelek (contoh berdebu, beracun, dll).
7. Jas Hujan (Rain Coat)
Berperan melindungi dari percikan air saat bekerja (contoh bekerja pada saat hujan atau tengah membersihkan alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berperan sebagai pelindung mata saat bekerja (umpamanya mengelas).
9. Penutup Telinga (Ear Plug)
Berperan sebagai pelindung telinga ketika bekerja ditempat yang bising.
10. Pelindung Muka (Face Shield)
Berperan sebagai pelindung muka dari percikan benda asing saat bekerja (contoh pekerjaan menggerinda).
11. Pelampung
Pelampung berperan melindungi pemakai yang bekerja diatas air atau dipermukaan air supaya terlepas dari bahaya terbenam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pemakai supaya bisa ada pada posisi terbenam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) didalam air.
Sekian sebagian beberapa jenis Alat Pelindung Diri (APD) bersama manfaatnya yang umumnya dipakai dalam dunia proyek.

Artikel Terkait

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email