Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Keselamatan dan
kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan
dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang menderita cedera
atau penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan
mereka diperusahaan tersebut.
Kondisi
fisiologis-fiskal meliputih penyajit penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti
kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang
berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel, penyakit-penyakit
kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukemia,
emphysema,serta arthritis. Kondisi- kondisi lain yang diketahui sebagai akibat
dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputih penyakit paru-paru putih,
penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan
sistem syaraf pusat dan bronghitis kronis.
Kondisi-kondisi
fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidak puasan, sikap apatis, penarikan
diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah, kebingungan terhadap
peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil
keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan
kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh.
A.
Tujuan
Keselamatan dan kesehatan Kerja
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
1.
Mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
2.
Mencegah timbulnya
penyakit akibat suatu pekerjaan.
3.
Mencegah/ mengurangi
kematian.
4.
Mencegah/mengurangi cacat
tetap.
5.
Mengamankan material,
konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
instalasi dan lain sebagainya.
6.
Meningkatkan
produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan
produktifnya.
7.
Mencegah pemborosan
tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
8.
Menjamin tempat kerja
yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan
semangat kerja.
9.
Memperlancar,
meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
B.
Gangguan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Baik aspek fisik
maupun sosio-fisikologis lingkungan pekerjaan membawa dampak kepada keselamatan
dan kjesehatan kerja. Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak besar
bagi keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus melakukan
sesuatu untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para pekerja setelah jam
kerjamenerimah petunjuk mengenai metode-metode manajemen stress.
Petunjuk-petunjuk ini meliputih meditasi, latihan pernapasan, dan satu teknik
yang disebut dotstopin. Teknik yang sejenis dengan biofekback ini mengajarkan
para pekerja untuk mengendalikan stress mereka dengan mengenang suatu saat yang
indah dan memusatkan diri pada perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi yang
mereka alamih pada waktu itu. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu strategi untuk
mengurangi stress fisikologis yang berhubungan dengan pekerjaan.
C.
Kecelakan
- kecelakan kerja
Perusahaan-perusahaan
tertentu atau depertemen tertentu cenderung mempunyai tingkat kecelakan
kecelakan kerja yang tinggi daripada lainya. Beberapa krateristik dapat
menjelaskan perbedaan tersebut. kualitas organisasi. Tingkat kecelakaan berbeda
secara substansi meburut jenis industry. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan
industry konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan yang lebih
tinggi daripada perusahaan-perusahaan industry jasa, keuangan, asuransi, dan
real estat. Perusahaan-perusahaan kecil dan besar (yaitu perusahaan yang
mempunyai kurangdari seratus pekerja dan perusahaan yang mempunyai lebih dari
seribu pekerja) mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada
perusahaan-perusahaan menengah.
pekerja
yang mudah celaka. Sebagian ahli enunjuk pekerja sebagi penyebab utama
terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku pekerja, tingkat
bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan semata-mata bernasib sial. Sampai
seberapa jauh seorang pekerja menjadi penyebab kecelakaan dapat menjadi
petunjuk kecenderungansi pekerja untuk mengalami kecelakaan? Tidak ada suatu
karakteristik pribadi khusus pekerja yang selalu cenderung mendapat kecelakan.
Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu tampaknya membuat sebagian pekerja
lebih mudah mengalami kecelakaan disbanding yang lain. Contohnya, para pekerja
yang emosinya ‘tinggi’ mempunyai angka kecelakaan yang lebih kecil daripada
pekerja yang emosinya “rendah”, dan para pekerja yang mengalami kecelakaan
lebih kecil adalah orang-orang yang lebih optimis dapat dipercaya dan peduli
terhadap orang lain dibandingkan dengan para pekerja yang lebih sering
mengalami kecelakaan. Para pekerja yang mengalami stress berat lebih mungkin
mengalami kecelakaan dibandingkan dengan mereka yang mengalami stress ringan.
Para pekerja yang sudah berumur lebih sedikit mengalami kecelakaan dibandingkan
mereka yang berusia mudah. Dan orang-orang yang lebih cepat mengenali pola-pola
visual daripada membuat manipulasi muscular lebih sedikit mengalami kecelakaan
dibandingkan orang-orang dengan karasteristik sebaliknya. Banyak kondisi
fisikologis dapat berkaitan dengan kecenderungan mengalami kecelaka –misalnya
kebencian dan ketidakmatangan emosional-barang kali merupakan kondisi yang
tidak permanen. Karenanya,kondisi-kondisi ini sulit dideteksi sampai suatu
ketika terjadi satu kecelakaan pekerja berperangai sadis. Kekerasan ditempat
pekerjaan meningkat dengan pesat, dan perusahaan dianggap bertanggung-jawab
terhadap hal itu. Pembunuhan adalah penyebab kematian terbesar di tempat
pekerjaan saat ini.
D.
Penyakit-penyakit
yang diakibatkan dipekerjaan
Sumber-sumber
potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang sama
beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut. Beberapa badan federal secara
sistematis telah mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi
penyebab penyakit-penyakit berbahaya berasal dari ansenik, asbes, bensin,
biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah,
radiasi dan vinin florida. Para pekerja yang besar kemungkinannya terkena
bahaya-bahaya itu meliputih pekerja-pekerja dipabrik kimia dan penyulingan
minyak, penambang, pekerja pabrik testil dan pabrik baja, pekerja di peleburan
timah, teknisi medis, tukang cat, pembuatan sepatu, dan pekerja industry
plastic.riset lebih lanjut tentunya akan dapat mengungkapkan bahaya-bahaya lain
yang ingin didiagnosis dan diatasi oleh perusahaan untuk kesejahteraan tenaga
kerja mereka dimasa depan.
Kategori
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam jangka panjang, bahaya-bahaya
di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati,
paru-paru, otak, dan ginjal ; penyakit paru-paru putih, coklat,dan hitam ;
leukemia; bronchitis; emphysema; lymphoma; anemia plastic, kerusakan sistim
saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi (misalnya kemandulan, kerusakan
genetic, keguguran, dan cacat pada waktu lahir.
Kelompok-kelompok
pekerjaan yang berisiko. Penambang, pekerja transportasi dan konstruksi, serta
pekerja kerah biru dan pekerja tingkat rendah pada industry manufaktur
menderita sebagian besar penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
maupun kecelakaan-kecelakaan kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang paling tidak aman
adalah pertambangan, pertanian, dan konstruksi. disamping itu, sejumlah pekerja
industry petro kimia dan pengilangan minyak,pekerja pencelupan, pengguna bahan
celup, pekerja pabrik tekstil, pabrik industry plastic, pengecat dan pekerja
pabrik kimia adalah yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan yang paling
berbahaya. Penyakit-penyakit kulit adalah penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan yang paling umum dilaporkan, dimana para pekerja pabrik kulit sebagai
kelompok pekerja yang paling banyak terkena.
E.
Kehidupan
kerja berkualitas rendah
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja
berkualitas rendah disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk
memenuhi freferensi-freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung
jawab, keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan,
harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan
kepastian.
F.
Stres
pekerjaan
Penyebab
umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan), salary (gaji),
security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang sempit
dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah produksi yang
lebih tinggi adalah penyebab untama stress yang dikaitkan para pekerja dengan
supervisor. Gaji adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara
adil. Para pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka
tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi
banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih menimbulkan stress dan
rendahnya keselamatan kerja-paling tidak, dengan pekerjaan dimana tigkat
keselamatan kerja rendah, mereka mengetahui risikonya, sementara dengan pekerja
yang tidak aman mere akan terus berada dalam keadaan tidak pasti.
Perubahan
organisasi. Perubahan-perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya melibatkan
sesuatu yang penting dan disertai dengan ketidakpastian. Banyak perubahan
dibuat tanpa pemberitahuan-pemberitahuan resmi. Walaupun kabar-kabar burung
seriung beredar bahwa aka nada perubahan, bentuk perubahan yang pasti hanya
sebatas spekulasi. Orang-orang was-was apakah perubahan tersebut akan mempunya
dampak kepada mereka, barangkali dengan mengganti mereka. Atau menyebabkan
mereka di pindahkan. Akibtnya, banyak pekerja menderita gejal-gejala stress.
Tingkat kecepatan kerja. Tingkat
kecepatan kerja dapat dkendalikan oleh mesin atau manusia. Kecepatan kerja yang
diitentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan hasil
pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepata yang ditentukan oleh manusia
tersebut memberikan Kendali kepada manusia. Akibat dari kecepatan yang
ditentukan olehn mesin adalah amat besar, pekerja tidak dapat memuaskan
kebutuhan yang penting untuk mengendalikan situasi.
Lingkungan fisik.
Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan produktivitas, hal
itu mempunya kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan stres. Satu aspek
otomatisasi kantor mempunyai karakteristik berkaitan dengan stress adalah
video, display, temina (VDT) aspek-aspek lingkungan kerja yang berkaitan dengan
stress adalah tempat kerja yang sesat, kurangnya kebebasan pribadi dan
kurangnya pengawasan.
Pekerja
yang rentan stress. Manusia memang berbeda dalam memberikan respon terhadap
penyebab stress. Perbedaaan klasik adalah yang disebut sebagaia tipe A dan
prilaku tipe B. orang-orang dengan prilaku tipe A suka melakukan hal-hal
menurut cara mereka sendiri, dan mau mengeluarkan banyak tenaga untuk
memastikan bahwa tugas-tugas yang sangat sulitpun dikerjakan dengan cara yang
mereka sukai. Tetapi, orang-orang tipe A adalah ‘pengerak dan pendobrak’.
Mereka menikmati menjadi pemimpin di lingkungan mereka, dan mengubah prilaku
orang lain. Orang –orang dengan prilaku tipe B umumnya lebih toleran. Mereka
tidak mudah frustasi atau marah, dan mereka juga tidak menghabiskan banyak energy
dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang mereka tidak sesuai. Orang-orang
tipe B biasanya merupakan supervisor yang hebat. Mereka mungkin akan memberikan
kebebasan yang besar kepada bawahannya tetapi juga mungkn tidak akan memberikan
dukungan keatas yang diperlukan untuk kepemimpinan yang efektif.
G.
Kelelahan
kerja (job burnout)
Kelelahan kerja
(job burnout) adalah sejinis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang
bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti karyawan kesehatan, pendidikan,
kepolisian, keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini
meliputih reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai akibat
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.
Konsekuensi
kelelahan kerja. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih
buruk daripda pekerja yang masih ‘penuh semangat’. Konsekuensi kelelahan kerja
yang tidak menguntungkan lainnya adalah memburuknya hubungan si pekerja dengan
rekan kerjanya yang lain. Selain membawa kepada prilaku yang mempunyai dampak
negative terhadap kwalitas kehidupan kerja seseorang, kelelahan kerja juga
dapat mendorong terciptanya tingkah laku yang menyebabkan menurunnya kwalitas
hidup rumah tangga seseorang.akhirnya. kelelahan kerja akan menjadi penyebab
timbulnya masalah-masalah kesehatan
H.
Strategi
meningkatkan kualitas kerja
Bila penyebab
sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan untuk menghilangkan
atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif
atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan frekuensi
penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut
diberlakukan.
Memantau
tingkat keselamatan dan kesehatan kerja.
Mewajibkan perusahaan-perusahaan
untuk menyimpan catatan insiden-insiden kecelakaan dan kasus penyakit yang
terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan dan
frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit tersebut. tingkat insiden
indeks keamanan indutsri yang paling eksplisit adalah tingkat insiden yang
mengambarkan jumlah kecelakan dan penyakit dalam satu tahun.tingkat frekuensi
mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta jam kerja, bukan
dalam setahun seperti dalam tingkat insiden. tingkat kegawatan. Tingkat
kegawatan mengambarkan jam kerja yang hilang karena kecelakaan atau
penyakit.
Mengendalikan
kecelakaan.
Cara terbaik untuk
mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja barang kali adalah
dengan merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehinga kecelakaan tidak akan
terjadi. Diantara bentuk-bentuk keselamatan kerja yang dapat dirancang didalam
lingkungan fisik perusahaan adalah menempatkan penjaga dekat mesin-,mesin,
pegangan pada tangga, kaca mata dan helm pelindung, lampu peringatan, mekanisme
perbaikan diri dan penghentian pekerjaan secara otomatis. Sampai seberapa jauh
usaha-usaha tersebut dapat mengurangi kecelakaan tergantung pada penerimaan dan
penerimaan oleh pekerja. Sebagai contoh, kemungkinan cedera mata dapat
dikurangi dengan tersedianya kacamata pelindung hanya bila para pekerja memakai
kacamata tersebut dengan benar.
Ergonomis.
Cara lain untuk
meningkatkan keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan itu sendiri
menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan, melalui ergonomis. Ergonomis
mempertimbangkan perubahan-perubahan pada lingkungan pekerjaan sehubungan
dengan kemampuan-kemampuan fisik dan fisiologis serta keterbatasan-keterbatasan
pekerja.
Divisi
keselamatan kerja.
Strategi lain
dalam rangka mencegah kecelakaan adalah pemamfaatan divisi-divisi keselamatan
kerja. Departemen SDM dapat berfungsi sebagai coordinator panitia yang terdiri
dari beberapa orang wakil pekerja. Bil ada serikat buruh di perusahaan, divisi
ini juga harus mempunyai anggota yang mewakili serikat buruh. Sering beberapa
perusahaan memiliki beberapa anggota divisi keselamatan kerja pada tingkat
departemen untuk implementasi dan administrasi, dan divisi yang lebih besar
pada tingkat perusahaan untuk merumuskan kebijakan.
pengubahan tingkah
laku.
Mendorong
dilaksanakannya kebiasaan kerja yang dapat mengurangi kenungkinan kecelakaan
juga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil. Untuk mengubah prilaku
pekerja dapat dipakai imbalan yang bukan berbentuk uang, seperti umpan baik
yang positif, berbentuk aktivitas (seperti libur kerja), imbalan materi
(perusahaan membelikan kue donat selama waktu istirahat), sampai pada yang
berbentuk uang (seperti, bonus pekerja mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan
tingkat keselamatan kerja yang diiniginkan).
Mengurangi timbunya penyakit.
Penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih memakan biaya dan berbahaya bagi
perusahaan dan para pekerja dibandingkan dengan kecelakaan kerja.karena
hubungan sebab akibat antara lingkungan fisik dengan penyakit-penyakit tersebut
sering kabur, umumnya perusahaan sulit mengembangkan strategi untuk mengurangi
timbulnya penyakit-penyakit. penyimpanan catatan. Mewajibkan perusahaan
untuk setidak-tidaknya melakukan pemeriksaan terhadap kadar bahan kimia yanh
terdapat dalam lingkungan pekerjaan dan menyimpan catatan mengenai informasi
yang terinci tersebut. Catatan ini juga harus mencantumkan informasi mengenai
penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dan jarak yang aman dan pengaruh
berbahaya bahan-bahan tersebut. Informasi ini harus disimpan selama masa
inkubasi penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkannya bahkan mungkin ada yang
sampai selama 40 tahun. Jika perusahaan tersebut dijual, pemilik yang baru
harus mengambil alih tanggung jawab penyimpanan catatan tersebut dan harus melanjutkan
pengumpulan data yang dibutuhkan. memantau kontak langsung. pendekatan
yang pertama dalam mengendalikan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan adalah membebaskan tempat pekerjaan dari bahan-bahan kimia
atau racun; suatu pendekatan alternatifnya adalah dengan memantau dan membatasi
kontak langsung terhadap zat-zat yang berbahaya. penyaringan genetic.
Penyeringan genetic adalah pendekatan untuk mengandalikan pengakit-penyakit
yang paling ekstrem, sehingga controversial. Susunan genetic individu dapat
membuat seseorang lebih atau tidak begitu mudah terserang penyakit tertentu.
Dengan menggunakan uji genetic untuk menyering individu-individu yang rentang
terhadap penyakit-penyakit tertentu, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan untuk
menghadapi klaim kompensasi dan masalh-masalah yang terkait dengan hal itu.
Penentang penyeringan genetic berpendapat bahwa prosedur tersebut mengukur
predisposisi seseorang terhadap penyakit, bukan kehadiran tersebutyang
sebenarnya,dan oleh karenanya melanggar hak-hak individu.
I.
mengendalikan
stress dan kelelahan kerja
Semakin banyak
perusahaan memberikan program pelatihan yang dirancang untuk membantu para
pekerja mengatasi stres yang diakibatkan oleh pekerjaan. Contohnya J.P. Morgan
memberikan program manajemen stress sebagai bagian dari kurikulum pengembangan
pengawasan manajemen yang lebih luas program ini disediankan untuk staf
pengawasan, staf profesional, dan pegawai, dengan tujuan memperkenalkan
bahan-bahan, keahlian informasi, dan definisi peran pengawasan dan manajemen.
Titik beratnya adalah pada penyediaan informasi yang konkret untuk mengurangi
ambiguitas yang berkaitan dengan pergantian peran pekerjaan yangber langsung
dengan cepat.
Peningkatan
partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pentingnya kemampuan mengendalika atau
setidaknya memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang sangat
disadari. Mempunya kesempatan bagi karyawan untuk menentukan sendiri ditambah
dengan kebebasan dan kemampuan untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di
sekitarnya dapat memnjadi suber motivasi intrinsic (dari dalam diri) dan
penghargaan yang sangat berarti. Jika kesempatan untuk mengendalikan tidak
dipunyai seorang karyawan dan karyawan merasa terjebak dalam suatu lingkungan
yang tidak dapat dikendalikan maupun dieamlkan, kondisi psikologis mauapun
fisik karyawan kemungkinana besar akan terganggu. strategi- strategi
manajemen stress pribasi. Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang efektif
dalam mengetasi stres pekerjaan. Strategi ini sebagian besar di dasarkana atas
indentifikasi atas awal tujuan-tujuan pribadi pekerjaan. Strategi-strategi lain
yang menjadi bagian manajemen stress perorangan meliputi pola makan yang sehat,
olahraga yang teratu, pemantauan kesehatan fisik, dan membentuk kelompok pendukung
sosial. Banyak perusahaan besar mendorong pekerja-pekerjanya untuk mendaftarkan
diri dalam program latihan olahraga yang tertur dimana kebugaran dan kesehatan
mereka dipantau secara seksama.
J.
Mengembangkan
kebijakan-kebijakan kesehatan kerja
Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya tanggung jawab, semakin banyak
perusahaan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kebijakan yang menangkut
bahaya-bahaya. Pertanyaan-pertanyaan ini berkembang dari satu kepedulia bahwa
perusahaan-perusahaan harus pro aktif mengenai masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan kerja.
Menciptakan
program-program kebugaran.
Perusahaan-perusahaan
semakin memusatkan perhatian kepada usaha-usaha menjaga agar para kerja tetap
sehat dari pada menolong mereka sembuh dari sakitnya. Mereka membuka makin
banyak program-program kebugaran dan kelihatannya program-program tersebut
memberikan hasil yang mengembirakan.
Penanganan
Kecelakaan Kerja
Sebelum masuk kepada pembahasan
penanganan kecelakaan kerja berikut adalah pengertian kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja
yaitu peristiwa yg tidak terduga dan tak diinginkan. Selalu menggunakan seragam
lengkap sebelum memasuki ruangan. minimal menggunakan sepatu safety,
jas, masker dan sarung tangan. Umumnya kecelakaan mengakibatkan, kerugian
material dan penderitaan dari yang paling enteng hingga pada yang paling berat.
Berikut beberapa
contoh kecelakaan kerja dan penangannya
1.
MEMAR
Memar
adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi
karena beberapa hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang
menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan
warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan darah kedalam
jaringan.
Gejala
:
1. Terasa
sakit.
2. Kulit
memerah.
3. Selanjutnya
berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
Terkadang
timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian tersebut.
Akhirnya
warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan sendirinya.
Penanganan
:
Kompres
menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi
perdarahan dan pembengkakan.
Bila
memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih
tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
Setelah
24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan
hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area
tersebut.
Bila
memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera
bawa ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
2.
LUKA BAKAR
Tujuan
pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit,
mencegah terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin
dialami oleh korban.
Pertolongan
luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga
dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana
luka serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah
menjaga jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.
LUKA
BAKAR TINGKAT I
Luka
bakar tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya
dibagian luar lapisan kulit. Sebagai contoh kulit terkena sengatan sinar
matahari, kontak langsung dengan objek yang panas seperti air panas atau uap
panas. Untuk luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai dengan melepuh pada
kulit.
Gejala
:
1. Kemerahan
pada bagian yang terbakar.
2. Bengkak
ringan.
3. Nyeri.
4. Kulit
tidak terkoyak karena melepuh.
Penanganan
:
Siram
dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
(saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit
mengilang.
2. Tutup
luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3. Jangan
memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan
memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
LUKA
BAKAR TINGKAT II
Luka
bakar yang menyebabkan kerusakan pada lapisan dibawah kulit dikategorikan
sebagai luka bakar tingkat II. Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan
sinar matahari yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin atau
substansi lain.
Gejala
:
1. Kemerahan
atau bintik-bintik/bergaris.
2. Melepuh.
3. Bengkak
yang tidak hilang selama beberapa hari.
4. Kulit
terlihat lembab/becek.
Penanganan
:
Siram
air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan
handuk kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.
2. Keringkan
luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3. Tutup
dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat
bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.
Segera
cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau
kesulitan dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau
mengoleskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
LUKA
BAKAR TINGKAT III
Luka
bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar
tingkat III. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat
tersengat listrik adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.
Gejala
:
1. Daerah
luka tampak berwarna putih.
2. Kulit
hancur.
3. Sedikit
nyeri karena ujung syaraf telah rusak.
PERINGATAN
1. Jangan
melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2. Jangan
memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.
3. Jangan
mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.
Penanganan
:
Jika
korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut ,
bed cover, karpet, jaket atau bahan lain.
Kesulitan
bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah,
leher dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa
kebakaran . lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.
Tempelkan
kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka
dibagian wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu
daerah luka.
Tutup
luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok
bersih, atau bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah
rontok seperti kapas/kapuk.
Segera
telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun
lukanya tidak terlalu besar.
Perawatan
lanjutan :
Angkat
bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila
memungkinkan.
2. Jangan
membiarkan korban berjalan sendiri.
Apabila
bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri bantal dibagian kepalanya,
kemudian periksa apakah ia punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.
4. Tindakan
untuk korban Syok :
a. Biarkan
korban berbaring walaupun bagian yang terbakar adalah muka atau leher.
b. Naikan
kaki korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban tidak sadarkan diri atau
terluka pada bagian leher, kepala, dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan
luka dibawah muka (rahang) harus ditidurkan dalam posisi miring untuk mencegah
korban tersedak jika sewaktu-waktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan
dalam bernafas, tengadahkan kepalanya untuk membantu melancarkan jalan nafas.
c. Bila
rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.
d. Selimuti
korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu panas, bila mungkin taruhlah
selimut dibawahnya.
e. Bila
pertolongan medis belum datang setelah 2 jam kemudian, berikan minuman atau
cairan dengan sedikit garam.
f. Jangan
memberi minum korban jika ia pingsan
g. Usahakan
korban setenang mungkin untuk menghindari syok.
LUKA
BAKAR KARENA BAHAN KIMIA
Penanganan
:
Cuci
area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir paling tidak selama 5 menit.
Kecepatan dan banyaknya air yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah
perluasan luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur lainnya.(jangan
terlalu deras tekanan airnya)
2. Bersihkan
pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri air.
Lihat
label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada petunjuk yang tertera untuk
penanggulangan luka bakar akibat bahan kimia tersebut.
4. Tutupi
luka dengan menggunakan perban steril atau kain bersih.
Bawa
korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti
septik, atau ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang
terbaik untuk mengurangi rasa sakit.
3.
TERSENGAT LISTRIK
Apabila
anda adalah orang pertama kali melihat korban, penting bagi anda untuk bersikap
waspada dan tenang. Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala
karena anda beresiko tersengat juga.
Penanganan
:
1. Jika
mungkin matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.
Sangat
penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering
seperti koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.
Angkat
korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan papan
yang disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari
besi dan bahan yang basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari
sengatan.
1. Pastikan
korban tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan
napas dari muntahan atau cairan.
2. Tengadahkan
kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain
mendorong ke atas bagian dagu korban.
3. Pencet
hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas
dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan
cepat 2 kali.
4. Hentikan
tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut
korban, kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan
embusan napasnya.
5. Perhatikan
dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6. Ulangi
prosedur pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas
sendiri.
4.
LUKA PADA MATA
LUKA
KARENA BAHAN KIMIA
Peringatan
Luka
bakar pada mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah hal yang sangat serius
dan dapat menyebabkan kebutaan bila penanganan tidak segera dilakukan.
Kecepatan membersihkan bahan kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata
akibat terkena bahan kimia terjadi 1 – 5 menit setelah kejadian.
Penanganan
:
Sebelum
dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan menyiram air dingin atau air yang
mengalir selama 10 menit untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada
mata. Gunakan susu bila tidak tersedia air. Letakkan kepala korban di bawah air
kran, kucuran kran usahakan sampai menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi
tidak sampai memengaruhi mata.
Metode
lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah yang berisi air, mata
dikedip-kedipkan supaya terbebas dari bahan kimia.
Setelah
tahap pembersihan denmgan air selesai, tutupi mata menggunakan perban atau kain
bersih.
4. Jangan
biarkan korban menggosok mata.
5. Bawa
korban ke unit gawat darurat dengan segera.
LUKA
TERKENA BENDA TUMPUL
Luka
pada mata yang disebabkan karena hantaman benda tumpul dapat terjadi dapat
sewaktu-waktu. Misalnya saja terkena tendangan bola atau terkena tinju pada
saat berolahraga. Kondisi seperti ini membutuhkan pertolongan medis walaupun
kelihatannyatidak begitu membahayakan tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan
dalam pada mata.
Penanganan
:
1. Kompres
dengan air dingin atau es pada mata yang terluka.
2. Sarankan
korban untuk tiduran dengan mata tertutup.
3. Bawa
ke dokter.
BENDA
ASING MASUK KE MATA
PERHATIAN
Jangan
sekali kali mengeluarkan benda tumpul yang menancap pada mata, perhatikan
segera dibawah ini. Benda –benda asing seperti bulu mata, debu, arang atau
kotoran yang menempel pada bola mata dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.
Gejala
:
1. Sakit
2. Rasa
terbakar
3. Air
mata keluar
4. Mata
memerah
5. Sensitif
terhadap cahaya
Bila
benda asing tadi masih menancap pada bola mata
Penganan
:
Jangan
biarkan korban menggosok mata
Cuci
tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong korban.
Bila
benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan berusaha mengeluarkannya.
Pelan-pelan
tutup kedua mata untuk mencegah bola mata bergerak yaitu dengan menutupnya
memakai kasa / perban steril atau kain basah.
Bawa
ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis mata atau rumah sakit bagian
gawat darurat.
Bila
benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam
kelopak mata.
Penanganan
:
Jangan
biarkan korban menggosok mata.
Cuci
tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.
Secara
perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan beberapa
saat sampai keluar air mata.
Bila
partikel benda tersebut tidak dapat dikeluarkan, gunakan semprotan
air yang sebelumnya diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk
mengeluarkan benda asing.
Bila
tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila
benda asing tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan
air bersih, sapu tangan atau tisu.
Jika
partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban
ke dokter atau paramedis dengan segera.
5.
LUKA
LUKA
TERBUKA
Luka
terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk
korban luka terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :
Menghentikan
pendarahan.
Mencegah
kontaminasi dan infeksi.
Mencegah
atau penanganan bila terjadi syok.
Hubungi
petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum
mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA
PADA DADA
Luka
pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ
paru-paru. Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada
paru-paru saat bernapas. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius dan
membutuhkan tindakan gawat darurat.
Penanganan
:
1. Pastikan
korban diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
2. Tengadahkan
kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi dan jari tangan yang
lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3. Pencet
hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas
dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan
cepat 2 kali.
4. Hentikan
tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut
korban, kemudian dekatkan telinga anda ke hidung korban untuk mendengarkan
embusan napasnya.
5. Perhatikan
dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6. Ulangi
prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas
sendiri.
LUKA
TERSAYAT
Bila
perdarahan tidak parah
Penaganan
:
1. Cuci
tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. bila
luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan langsung pada daerah luka
menggunakan oerban steril atau kain bersih.
3. Ketika
perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air dan sabun untuk membersihkan
kotoran yang menempel.
4. Jangan
mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot dalam karena dapat menyebabkan
perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang melakukannya.
5. Bilas
luka dengan air mengalir.
6. Keringkan
luka dengan air perban steril atau kain bersih.
7. Jangan
mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum
berkonsultasi dengan dokter.
8. Tutupi
luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ),
gunakan pembalut bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.
9. Hubungi
pertolongan medis bila terjadi :
- Luka
semakin parah
- Perdarahan
tidak berhenti
- Luka
disebabkan oleh objek benda kotor
- Ada kotoran
yang masu k ke dalam luka
- Ada tanda-tanda
infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan, bernanah, dan
daerah sekitar luka terlihat merah
- Korban
tidak mendapatkan suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir
10. Bila
pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan
korban dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah
hangat, sampai pertolongan datang.
LUKA
TERTUSUK
Luka
tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda tajam. Luka biasanya kecil
dan dalam dengan sedikit perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko
infeksi karena kuman yang ada sulit dibersihkan.
Penanganan
:
1. Cuci
tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. Periksa
kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam jaringan
kulit.
3. Jangan
mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat
menyebabkan perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4. Luka
tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan
kulit dapat dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan
merebusnya atau dipanaskan di atas api selama beberapa menit.
5. Untuk
menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet
secara perlahan pinggir luka sampai darah keluar.
6. Bila
luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.
7. Tutup
luka dengan perban steril atau kain bersih.
8. Lakukan
pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.
9. Bila
pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan
korban dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah
hangat, sampai pertolongan datang.
LUKA
GORESAN ATAU TERGARUK
Luka
goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila permukaan kulit bagian luar
terbuka dan mengalami kerusakan.
Penanganan
:
1. Cuci
tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. Cuci
bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka,
gosok secara perlahan.
3. Jangan
mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.
4. Luka
goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan
kain bersih.
5. Periksa
kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan,
dan bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak.
Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
6. Hubungi
petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi lebar dan
dalam. Ada kemungkinan perlu mendapat suntikan tetanus.
LUKA
TERTUTUP
Luka
seperti ini tidak dapat dilihat dari luar permukaan kulit dan tidak
terlihat adanya goresan pada kulit.
Gejala
:
1. Terasa
sakit pada bagian yang terluka.
2. Korban
muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.
3. Batuk-batuk
disertai darah keluar berwarna merah terang.
4. Tinja
berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah terang.
5. Pada
urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.
6. kulit
terlihat pucat.
7. Kulit
tubuh lembap dan terasa dingin.
8. Denyut
nadi cepat tetapi susah diraba.
9. Napas
cepat.
10. Pusing.
11. Bengkak.
12. Tidak
dapat beristirahat.
13. Merasa
haus.
Penanganan
:
1. Buka
jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.
2. Hubungi
segera petugas medis.
Perawatan
Lanjutan :
1. Usahakan
korban dalam posisi tidur dan tenang.
2. Bila
korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah tersedak.
3. Bila
korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal dibawah bahu.
4. Perioksa
bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.
5. Usahakan
korban sehangat mungkin.
6. Jangan
memberi sesuatu pada korban seperti makan atau minum.
7. Pastikan
korban untu bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran
pada pertolongan.
8. Bila
korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang
sudah berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.
Alat Pelindung Diri (APD)
yaitu satu alat yang memiliki kekuatan membuat perlindungan seorang yang
manfaatnya mengisolasi beberapa atau semua badan dari potensi bahaya ditempat
kerja.
Tersebut
akan kami jabarkan beberapa jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang umumnya
dipakai didunia proyek bersama manfaatnya.
1. Safety Helmet
Safety helmet berperan sebagai pelindung kepala dari benda yang dapat tentang kepala dengan cara segera.
2. Safety Belt
Safety belt berperan sebagai pelindung diri saat pekerja bekerja/ada diatas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berperan untuk menghindar kecelakaan fatal yang menerpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dsb.
4. Sepatu Karet
Sepatu safety karet (sepatu boot) yaitu sepatu yang di desain spesial untuk pekerja yang ada di ruang basah (becek atau berlumpur). Umumnya sepatu karet di lapisi dengan metal membuat perlindungan kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dll.
5. Sarung Tangan
Berperan sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja ditempat atau kondisi yang bisa menyebabkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di cocokkan dengan manfaat semasing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berperan sebagai penyaring hawa yang dihirup saat bekerja ditempat dengan kwalitas hawa jelek (contoh berdebu, beracun, dll).
1. Safety Helmet
Safety helmet berperan sebagai pelindung kepala dari benda yang dapat tentang kepala dengan cara segera.
2. Safety Belt
Safety belt berperan sebagai pelindung diri saat pekerja bekerja/ada diatas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berperan untuk menghindar kecelakaan fatal yang menerpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dsb.
4. Sepatu Karet
Sepatu safety karet (sepatu boot) yaitu sepatu yang di desain spesial untuk pekerja yang ada di ruang basah (becek atau berlumpur). Umumnya sepatu karet di lapisi dengan metal membuat perlindungan kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dll.
5. Sarung Tangan
Berperan sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja ditempat atau kondisi yang bisa menyebabkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di cocokkan dengan manfaat semasing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berperan sebagai penyaring hawa yang dihirup saat bekerja ditempat dengan kwalitas hawa jelek (contoh berdebu, beracun, dll).
7.
Jas Hujan (Rain Coat)
Berperan melindungi dari percikan air saat bekerja (contoh bekerja pada saat hujan atau tengah membersihkan alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berperan sebagai pelindung mata saat bekerja (umpamanya mengelas).
Berperan melindungi dari percikan air saat bekerja (contoh bekerja pada saat hujan atau tengah membersihkan alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berperan sebagai pelindung mata saat bekerja (umpamanya mengelas).
9.
Penutup Telinga (Ear Plug)
Berperan sebagai pelindung telinga ketika bekerja ditempat yang bising.
10. Pelindung Muka (Face Shield)
Berperan sebagai pelindung muka dari percikan benda asing saat bekerja (contoh pekerjaan menggerinda).
Berperan sebagai pelindung telinga ketika bekerja ditempat yang bising.
10. Pelindung Muka (Face Shield)
Berperan sebagai pelindung muka dari percikan benda asing saat bekerja (contoh pekerjaan menggerinda).
11.
Pelampung
Pelampung berperan melindungi pemakai yang bekerja diatas air atau dipermukaan air supaya terlepas dari bahaya terbenam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pemakai supaya bisa ada pada posisi terbenam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) didalam air.
Sekian sebagian beberapa jenis Alat Pelindung Diri (APD) bersama manfaatnya yang umumnya dipakai dalam dunia proyek.
Pelampung berperan melindungi pemakai yang bekerja diatas air atau dipermukaan air supaya terlepas dari bahaya terbenam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pemakai supaya bisa ada pada posisi terbenam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) didalam air.
Sekian sebagian beberapa jenis Alat Pelindung Diri (APD) bersama manfaatnya yang umumnya dipakai dalam dunia proyek.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
4/
5
Oleh
Ilham Zuliadin