Permasalahan UMKM
UKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu masalah finansial dan masalah non-finansial (organisasi manajemen).
Masalah Finansial
Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM.
Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UKM
Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil.
Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai.
Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
Banyak UKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial.
Masalah Non Finansial
Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan.
Kurangnya pengetahuan akses pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UKM untuk menyediakan produk/ jasa yang sesuai dengan keinginan pasar.
Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM.
Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi.
Masalah Terkait dengan Linkage Perushaaan
Industri pendukung yang lemah.
UKM yang memanfaatkan/menggunakan sistem cluster dalam bisnis belum banyak.
Maslah Terkait dengan Ekspor
Kurangnya informasi mengenai pasar ekspor yang dapat dimanfaatkan.
Kurangnya lembaga yang dapat membantu mengembangkan ekspor.
Sulitnya mendapatkan sumber dana untuk ekspor.
Pengurusan dokumen yang diperlukan untuk ekspor yang birokratis.
Permasalahan yang dihadapi UMKM
Belum dimilikinya sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
Sulitnya menyusun proposal dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman bank maupun modal ventura, berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan bank, dan terlalu tingginya tingkat bunga.
Kendala dalam menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin ketat.
Kendala dalam mengakses teknologi terutama karena pasar dikuasai oleh perusahaan/kelompok bisnis tertentu, serta selera konsumen yang cepat berubah.
Kendala dalam memperoleh bahan baku karena adanya persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkualitas rendah, dan harga bahan baku yang tinggi.
Kendala dalam perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama untuk tujuan ekspor karena selera konsumen berubah dengan cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti.
Kendala dalam hal tenaga kerja, karena sulit memperoleh tenaga kerja yang terampil.
Permasalahan dalam Internal Bank
Permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMK dalam memperoleh pinjaman kredit dari perbankan, tidak bisa dilepaskan pula dari permasalahan yang dihadapi oleh internal bank :
Bank belum memiliki SDM yang berkompeten untuk menangani debitur pelaku usaha mikro dan kecil.
Bank lebih banyak berorientasi dan fokus pada pelayanan kredit segmen korporat.
Bank memiliki jaringan kantor yang masih terbatas dan penyebarannya belum merata, termasuk bank perkreditasn rakyat (BPR).
Bank masih memiliki persepsi yang keliru dengan menganggap usaha mikro dan kecil sebagai debitur yang merepotkan, berisiko tinggi, dan kurang menguntungkan.
Bank mengahadapi kesulitan dalam menjangkau daerah-daerah pelosok atau sentra-sentra usaha mikro dan kecil.
Bank sebagian besar masih memiliki keterbatasan dalam pemahaman mengenai karakteristik usaha mikro dan kecil.
Belum adanya lembaga penjamin kredit yang dapat berfungsi secara optimal.
Permasalahan UMKM dalam Mengakse Sumber Permodalan dari Perbankan
Pelaku usaha mikro dan kecil umumnya belum memiliki pembukuan yang baik dan jelas sehingga menyulitkan pihak bank untuk mengetahui informasi mengenai usaha mereka secara lengkap.
Pelaku usaha mikro dan kecil belum mendaftarkan usahanya sebagai badan usaha resmi.
Pelaku usaha mikro dan kecil masih memiliki keterbatasan sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha dengan baik.
Pelaku usaha mikro dan kecil masih menghadapi masalah dalam pemasaran produknya.
Pelaku usaha mikro dan kecil kesulitan dalam menyediakan agunan seperti yang ditentukan oleh bank.
Pelaku usaha mikro dan kecil masih kesulitan memenuhi persyaratan administrasi dan prosedur peminjaman kredit seperti yang ditetapkan oleh bank.
Pelaku usaha dan kecil merasa keberatan dengan beban suku bunga yang dirasakan terlalu tinggi.
Komentar
Posting Komentar