Aqidah Akhlak Islam

MAKALAH AQIDAH ISLAM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam IV



Dosen Pengampu
Suryana, M.Pdi




Oleh
M Saepul Sya’ban       1603014
Ami Sulasmi                1603022
Ilham Zuliadin             1603061


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
1.1        Latar Belakang. 1
1.2        Rumusan Masalah. 2
1.3        Tujuan. 2
BAB II PEMBAHASAN.. 3
2.1        Pengertian Aqidah Islam.. 3
2.2        Sumber Aqidah Islam.. 4
2.3        Fungsi Aqidah Islam.. 5
2.4        Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Islam.. 5
2.5        Prinsip Aqidah Islam.. 6
2.6        Implementasi Aqidah Dalam Kehidupan. 7
2.7        Nilai-nilai Aqidah Islam Dalam Pengembangan IPTEK.. 9
2.7.1        Sumber Ilmu Pengetahuan. 10
2.7.2        Interaksi Iman, Ilmu dan Amal 11
BAB III PENUTUP.. 12
3.1        Kesimpulan. 12
DAFTAR PUSTAKA.. 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh setan. Oleh karena itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam hidupnya. Jawabannya ialah aqidah. Aqidah baik sangatlah diperlukan dalam kehidupan agar kehidupan tidak berjalan seperti layaknya kehidupan dijaman jahiliyah Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min). Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia. Oleh karena itu, jika seseorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Pada makalah ini akan membahas tentang aqidah islam
 1.2    Rumusan Masalah
Dalam pembahasan tentang aqidah islam tidak lepas dari beberapa rumusan masalah diantaranya adalah:
1.             Apa yang dimaksud dengan aqidah islam?
2.             Apa yang menjadi sumber dari aqidah islam?
3.             Apa fungsi dari aqidah islam?
4.             Bagaimana ruang lingkup pembahasan dari aqidah islam?
5.             Bagaimana prinsip dari aqidah islam?
6.             Apa saja implementasi aqidah islam dalam kehidupan?
7.             Bagaimana nilai-nilai aqidah islam dalam pengembangan IPTEK?

1.3    Tujuan

Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
1.             Memahami pengertian dari aqidah
2.             Mengetahui sumber dari aqidah
3.             Memahami fungsi dari aqidah
4.             Mengetahui ruang lingkup pembahasan dari aqidah
5.             Mengetahui prinsip dari aqidah
6.             Mengetahui dan memahami implementasi aqidah dalm kehidupan
7.             Mengetahui nilai-nilai aqidah dalam pengembangan IPTEK

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Aqidah Islam

Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al­`aqdu – tautsiiqu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan {menetapkan}, dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi}: `aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Pengertian aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT disebut juga‘Tauhid’, dari kata ‘Wahhada-Yuwahidu’, yang artinya mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah. Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya. Rasul–rasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimanai seluruh apa­ apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara­-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijman' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah datetapkan menurut A!-Qur'an dan As­Sunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.

Seperti firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 69:
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِيْنَ  ۚ  وَحَسُنَ اُولٰٓئِكَ رَفِيْقًا 
"Dan Barang siapa yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS. An-Nisa':69)

2.2     Sumber Aqidah Islam

Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran sipembawa berita tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja. Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah. Seperti Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 89:
وَيَوْمَ نَـبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰٓ ؤُلَآ ءِ  ۗ  وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْـكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّـكُلِّ شَيْءٍ وَّ هُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)."(QS. An-Nahl 16: Ayat 89)
 Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Akal Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau hal-hal yang ghaib.

2.3     Fungsi Aqidah Islam

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Seorang yang mamiliki aqidah yang kuat, pasti akan melakukan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah. peranan yang sangat besar dalam hidupnya antara lain:
·                Menopang seluruh prilaku, membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya dengan Tuhan.
·                Aqidah/ keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh kepada Zat yang Maha Besar
·                Iman memberikan daya dorong utama untuk bergaul dan berbuat baik sesama manusia tanpa pamrih.
·                Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata.
·                Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).

2.4    Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Islam

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1.             Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain
2.             Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3.             Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4.             Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

Baca Juga: Akad Musyarakah
                            Pendidikan Agama Islam, Ilmu Fiqih, Fiqih Munakahat

2.5     Prinsip Aqidah Islam

Berikut adalah prinsip-prinsip dari aqidah islam
1.             Berserah diri pada Allah dengan bertauhid
Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, anda dapat melihat
2.             Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan
Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan dalam ibadah) tanpa ada amal.
3.             Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik
Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun mengkafirkan orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah. Karena prinsip seorang muslim adalah mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang Allah benci.
Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam di mana beliau dan orang-orang yang bersama beliau berlepas diri dari orang-orang musyrik. Yang terdapat dalam QS. Al Mumtahanah: 4
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah.” (QS. Al Mumtahanah: 4). Ibrahim berlepas diri dari orang musyrik dan sesembahan mereka.
كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al Mumtahanah: 4)
Dalam ayat lain disebutkan pula,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (QS. Al Mujadilah: 22).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آَبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah: 23).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1).

2.6     Implementasi Aqidah Dalam Kehidupan

Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena:
Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan. Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan. Oleh karena itu, aqidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1.             Aqidah dalam individu
Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.
2.             Aqidah dalam keluarga
Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam.
Contoh implementasi aqidah dalam keluarga adalah: shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
3.             Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, antara lain  dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis. Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah: tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.
4.             Aqidah dalam kehidupan bernegara
Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.
5.             Aqidah dalam pemerintahan
Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan negaranya. Contohnya: saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan. Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada ketetapan Al-qur’an dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an dan hadist, maka akan dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.

                   Akad Mudharabah Rukun Mudharabah

2.7    Nilai-nilai Aqidah Islam Dalam Pengembangan IPTEK

Keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dapat dilakukan dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu seperti seni budaya, filsafat, dan Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
Pengetahuan adalah  segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan keindahan.
Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang  kematangan jiwanya terus bertambah.

2.7.1  Sumber Ilmu Pengetahuan

Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya tidak boleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEK pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam).

2.7.2  Interaksi Iman, Ilmu dan Amal

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar  mereka ingat”.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperkokoh aqidah dapat dilakukan dengan memahami al-Qur’an sehingga pemahaman kita tentang syariah, ibadah dan menambah keyakinan kepada Allah. Kita juga harus mengimani hari kiamat dan selalu mengingatnya sehingga kita akan selalu berusah melakukan amal terbai dan rajin berdzikir kepada Allah. Selain itu kita harus selalu mengingat Allah, bermunajad pada-Nya dan berusaha meninggalkan kehinaan dunia.

                            Slide Power Point: Pembentukan Keluarga Sejahtera dalam Islam

BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan

Aqidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Isiami yang dapat membina setiap individu muslim sehingga memandang alam sernesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya. Atas dasar ini, aqidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang sumbangsih-sumbangsih aqidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan rneyakinkannya akan validitas aqidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan segala era.
Kita bisa menyimpulkan peranan penting aqidah dalam membina manusia di berbagai sisi dan dimensi kehidupan dalam poin-poin berikut :
1.             Dalam Sisi Pemikiran.
Aqidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat. Adapun kesalahan yang terkadang menimpa manusia, adalah satu hal yang biasa dan bisa diantisipasi dengan taubat. Atas dasar ini, aqidah meyakinkannya bahwa ia mampu untuk meningkatkan diri dan ticlak membuatnya putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya
Aqidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi kebebasan itu dengan hukum-hukum syariat, pengharnbaan kepada Allah supaya hal itu tidak menimbulkan kekacauan. Dari sisi lain, aqidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena mernisahkan ilmu pengetahuan dan iman akan menimbulkan akibat jelek.
Aqidah juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti untuk menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalarn hati itu.
2.             Dalam Sisi Sosial
Aqidah telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal aqidah, mereka relah mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial.
Aqidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara ketamakan manusia akan kemasiahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu. Aqidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu dengan cara-cara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap individu mushn untuk hidup bersama.. Aqidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong menolong. Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain.
3.             Dalam Sisi Kejiwaan
Aqidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun bencana sedang menimpa.
Dalam hal ini aqidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara­-cara tersebut adalah menjelaskan kriteria dunia;bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian yang penuh dengan bencana dan derita yang acap kali menimpa manusia. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi manusia untuk rnencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini. Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam ujian Allah di dunia. Dan di antara cara-cara tersebut adalah aqidah menegaskan bahwa setiap musibah pasti membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang adalah musibah yang menimpa agama. Begitu juga aqidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena tanpa itu, sulit baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin baginya dapat mengenal Allah secara sempurna.
Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakit-penyakit jiwa yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati, akan menimbulkan akibat-akibat sosiai dan potitik yang berbahaya, seperti fitnah yang pernah menimpa muslimin di Saqifah, sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Ali a.s.
4.             Dalam sisi Akhlak.
Aqidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pernikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak di kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari. 

DAFTAR PUSTAKA


(2018, February 28). Retrieved from www.ayatkursi.com: http://www.ayat-kursi.com/2017/01/pengertian-aqidah-islam-dan.html

Ardhi. (2018, February 28). ardhi21. Retrieved from http://ardhi21.blogspot.co.id/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html
Berbagirevie. (2018, February 28). berbagireview. Retrieved from http://www.berbagaireviews.com/2017/03/akidah-pengertian-aqidah-dan-pembahasan.html
Bojo, H. (2018, February Rabu). halimbojo40. Retrieved from https://halimmbojo40.wordpress.com/2014/12/19/makalah-aqidah-islam/
Cintai Ulama. (2018, February 28). Retrieved from cintaiulamablogspot.co.id: http://cintai-ulama.blogspot.co.id/2014/10/aqidah-islam.html
Finanda. (2018, February 28). Photofinanda. Retrieved from http://photofinanda.blogspot.co.id/2012/01/aqidah-islam.html
Hari. (2018, Februay 28). Harian Netral. Retrieved from http://hariannetral.com/2015/07/pengertian-aqidah-dalam-islam.html
islamislam. (2018, February 28). Retrieved from https://islamislami.com/2016/03/28/aqidah-islam-pengertian-dan-pembagiannya/
Jumati, M. (2018, February 28). Retrieved from https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam/
Nugroho, W. (2018, February 28). Retrieved from http://wisnunugroho12.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pendidikan-agama-islam-tentang.html

 Baca Juga Makalah Lainnya: Makalah Bahasa Inggris,Efficient Reading

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kerja Bangku dan Peralatan Kerja Bangku

Hasil Produk Mesin Bubut