Artikel Tentang Depresisasi, Pengertian Depresiasi, Faktor Depresisasi, Macam-macam Depresiasi, Contoh Soal Depresiasi


ARTIKEL TENTANG DEPRESIASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi


Dosen Pengampu
Ir Erwin Gunadhi, MT



Oleh
Ilham Zuliadin
1603061



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018

1.             Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan.Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.
Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
b. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
c.  Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
d.  Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
a.    Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut
b.     Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise

  Baca Juga: Materi Sistem Upah
2.             Faktor Depresiasi
Depresiasi didasarkan pada 3 faktor :
a.   Harga perolehan : biaya yang dikeluarkan sampai aktiva siap digunakan
b. Nilai sisa : jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya
c. Masa manfaat: jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
1) Factor fisik contoh : kerusakan
2)  Factor ekonomi, yaitu:
a) Ketidaklayakan : apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.
b) Penggantian, penggantian suatu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien.
3.             Metode Penyusutan
Dasar penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan dan nilai buku. Jika setelah masa pakai dianggap masih memiliki nilai (nilai sisa), maka dasar penyusutan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aset tetap pada akhir masa manfaat. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan.
Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu;
a.              Metode Garis Lurus (Straight Line)
Berdasarkan metode ini bagian yang sama dari harga perolehan aktiva (diatas nilai sisanya) dialokasikan ketiap periode yang menggunakannya. Biaya depresiasi perperiode dinyatakan sebagai :
1)            Harga perolehan;
2)            Nilai sisa;
3)            Taksiran umur manfaat.
Contoh:
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi
biaya depresiasi = 13.000.000 – 1.000.000 / 5: 2.400.000
Tabel Depresiasi

Hitunglah:
1.   Tarif depresiasi
2.   Depresiasi pertahun
3. Nilai buku setelah 5 tahun  dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000
Jawab:
1. Tarif depresiasi: 100% / umur taksiran
 : 100% / 10: 10%
2.  Depresiasi: (harga perolehan – nilai sisa) x tariff depresiasi/tahun
: 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1
: 800.000/ tahun
3.   Nilai buku
Depresiasi selama 5 tahun : 800.000 x 5 = Rp. 4.000.000
Nilai buku : Harga perolehan – Akumulasi depresiasi
: 10.000.000 – 4.000.000
: 6.000.000 
b.   Metode Unit Produksi (Unit Of Production Method)
Depresiasi dihitung berdasarkan pada unit output atau unit produksinya missal jam, kg
Depresiasi = Depresiasi perunit x Pemakaian
Depresiasi = Harga perolehan – Nilai sisa x pemakaian
Umur taksiran (dalam unit)
 Contoh  
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat (100.000 km), tentukan depresiasinya missal tahun 19x1 truk dipakai 15.000 km, 19x2 30.000 km, 19x3 20.000 km, 19x4 25.000 km, 19x5 10.000 km
Biaya depresiasi persatuan : 13.000.000 – 1.000.000 / 100.000 : 120

Contoh :
PT Elok membeli mobil bekas seharga Rp. 600.000 dan mengeluarkan Rp. 150.000 sebagai biaya reparasi, berapa depresiasinya dan nilai buku pada akhir tahun kedua jika mobil tersebut mempunyai nilai sisa Rp. 150.000 dan taksiran umur manfaat 85.000 km lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 kmdan tahun ke dua menempuh 14.000 km
Depresiasi perunit : 750.000 – 150.000 / 85.000 km
: Rp 7 / km
Depresiasi tahun 1: 7 x 12.000 : 84.000
tahun 2: 7 x 14.000 : 98.000
Akumulasi depresiasi : 84.000 + 98.000 = 182.000
Nilai buku akhir tahun kedua : 750.000 – 182.000 = 568.000
c. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method)
 Dalam menghitung depresiasi dengan metode ini tidak diakui adanya nilai sisa. Berdasar metode ini tariff depresiasi garis lurus tanpa nilai sisa dikalikan dua dan dipakai untuk menentukan depresiasi saldo menrun ganda dengan cara mengalikan tariff yang telah dikalikan dua tersebut dengan nilai buku aktiva pada tiap awal periode
Nilai buku awal tahun x tariff depresiasi = biaya depresiasi
Tarif depresiasi = 100% x 2
Taksiran umur manfaat
Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi
Biaya depresiasi : 13.000.000 x 40% : 5.200.000

Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa maka depresiasi untuk tahun terakhir dihitung sebagai berikut :
Depresiasi: Nilai buku awal tahun terakhir – Nilai sisa
d. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of Year)
Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang denominator atau penyebutnya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebur. Angka tahun yang terbesar digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama.
Harga perolehan – Nilai sisa x Pecahan angka tahun = Biaya Depresiasi  
Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi

Untuk aktiva yang memiliki taksiran umur manfaat lama formulanya :
S: N (N+1)/2
S: jumlah angka tahun
N: umur manfaat
Contoh:  
Sebuah mesin dibeli oleh PT Texmaco, berapa depresiasinya untuk 2 tahun pertama jika mesin punya nilai sisa 192.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun, harga mesin tersebut 1.350.000
Jawab
S: 25 (25+1) / 2: 325
Jumlah terdepresiasi : 1.350.000 – 192.000 : 1.158.000
Depresiasi: Jumlah terdepresiasi x Angka pecahan
 Tahun 1: 1.158.000 x 25/325 : 89.077

Baca Juga: Teori Kebutuhan Menurut Para Ahli

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kerja Bangku dan Peralatan Kerja Bangku

Hasil Produk Mesin Bubut